Suasana Sabtu sore, 24 April 2021 di Kampoeng Senja Amanah Borneo Park sedkit berbeda. Sore itu banyak berdatangan tamu dengan pakaian khas Yogyakarta yakni baju surjan lengkap dengan blangkon, baju lurik dan baju khas Yogyakarta lainnya. Ya, sore itu Keluarga Besar Kejogja (Kempalan Keluarga Jogja) Kalimantan Selatan mengadakan acara buka bersama.

Tausiyah dari Ustad Taufik Ridwan (Yogyakarta)

Yang lebih spesial, selain dihadiri sekitar 100 anggota Kejogja Kalsel, acara juga dihadiri oleh Wartono, Wakil Walikota Banjarbaru dan Sukamta, Bupati Tanah Laut. Keduanya memang kebetulan berasal dari daerah yang sama yaitu Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Baik Wartono maupun Sukamta sejak lama didaulat sebagai pembina Kejogja Kalsel.

Ketua Kejogja Kalsel, Suharyanto mengatakan bahwa acara buka bersama ini merupakan acara tatap muka pertama setelah satu tahun lebih Kejogja Kalsel selalu mengadakan acara daring selama pandemi Covid-19. Setelah kami bermusyawarah dan minta arahan para pembina Kejogja, baru kami memberanikan diri mengadakan acara ini. Selain peserta juga kami batasi, kami juga memastikan bahwa yang hadir adalah mereka yang sehat. Kami memilih Amanah Borneo Park karena kami melihat venue ini sangat representatif, cukup serius dan siap dalam menghadapi penerapan era kenormalan baru.

Foto bersama Anggota Kejogja Kalsel
Ketua, Pembina dan Tamu Undangan

Dalam sambutannya Wartono mengatakan bahwa pertemuan ini adalah pertemuan yang membahagiakan, sejenak kembali ke kampung halaman, bahkan saya memakai baju batik motif geblek renteng khas Kulon Progo. Semoga pertemuan di bulan yang suci ini bisa semakin memperkuat tali silaturahmi Kempalan Keluarga Jogja dan dari kuatnya tali ikatan silahturahmi ini bisa tercipta ikatan serasa di kampung halaman sendiri, ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wartono turut menyampaikan pesan kepada seluruh keluarga besar Kejogja agar menjaga nama baik Kejogja di masyarakat terutama di tanah perantauan.

Di Kalimantan Selatan, seperti diketahui bersama, sangat banyak berkumpul suku bangsa dan agama. Sehingga, Kejogja sebagai bagian tersebut diharapkan turut dapat menjaga nama baik.

Wakil Walikota Banjarbaru ini juga tak bosan mengingatkan kepada seluruh yang hadir untuk menjaga dan menerapkan protokol kesehatan, sebab seperti yang diketahui Covid-19 masih belum berakhir.

Sementara itu, Bupati Tanah Laut Sukamta, berharap pertemuan seperti ini dapat terus berlanjut. “Kita adalah keluarga, untuk itu silaturahmi harus terus dijaga,” ujarnya. Bupati yang gemar bermain sepakbola ini menegaskan bahwa di manapun kita tinggal, kita harus membawa manfaat. Jadi sesuai profesi kita masing-masing, mari berkontribusi positif untuk daerah di mana tempat kita tinggal. Suasana makin serasa di Jogja saat Sukamta menyampaikan sambutannya menggunakan Bahasa Jawa Krama (halus).

Hadir memberikan tausiyah adalah Ustad Taufik Ridwan dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam kesempatan tersebut, keluarga besar Kejogja turut memberikan cendera mata kepada pembina dan perwakilan undangan berupa peci sasirangan yaitu kepada Wartono, Sukamta, Ustad Taufik Ridwan serta jajaran Direksi Amanah Borneo Park.

Acara silaturahmi Kejogja kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin Ustad Taufik Ridwan, buka bersama dan ramah tamah serta foto bersama seluruh anggota yang hadir.

Populerkan Peci Sasirangan

Populerkan Peci Sasirangan

Meski kami bukan asli orang Banjar, tapi kami selain mengusung motto Guyub-Gayeng-Migunani, juga menjunjung tinggi falsafah di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung. Bukan sekadar menghormati adat istiadat dan budaya Banjar, bahkan kami ingin berkonstribusi positif sesuai bidang kami masing-masing. Kami sudah menganggap Bumi Lambung Mangkurat ini sebagai kampung halaman kedua kami.

Sebagai salah satu manifestasi kecintaan kami terhadap budaya Banjar, salah satunya kain sasirangan, kami mencoba ikut berpartisipasi melestarikan dan mempopulerkan kain sasirangan. Maka lahirlah peci sariangan (udeng sasirangan) yang kami kolaborasikan dengan peci batik Jogokariyan (Yogyakarta).

Kami berharap masyarakat Banjar bisa menerima dan berkenan memakainya. Peci (udeng) sasirangan ini adem di kepala dan sangat cocok baik itu untuk sholat, acara resmi maupun santai. (sto)

Foto Bersama
Peserta Buka Bersama
Peserta Buka Bersama
Ramah Tamah Bdan Buka Bersama